Jumat, 18 November 2011


Dua kali saya mendapat ujian ketika saya diharuskan untuk memilih antara tetap menjadi Employment atau berbalik halauan untuk menjadi entrepreneurship.
Ini terjadi pertama kali pada tahun 2006 ketika saya memilih untuk menikahi gadis pilihan saya yang sekantor dengan saya, saat itu saya telah memiliki usaha kecil-kecilan yaitu memiliki beberapa counter penjualan pulsa yang baru saya rintis di tahun 2005.
Orang-orang disekitar saya banyak yang memberikan pandangan-pandangan berkaitan dengan apa yang saya harus putuskan, di lingkungan keluarga banyak yang menyarankan untuk tetap bekerja karena memang keluarga saya mayoritas adalah pekerja ibu saya seorang guru dan ayah saya adalah TNI.
Disisi lain teman saya yang telah menjadi entrepreneur semenjak dia lulus kuliah menyarankan agar saya yang berhenti bekerja dengan alasan yang memang masuk akal sehingga hati saya bimbang. Calon istri sayapun mengharapkan saya yang berhenti bekerja karena seorang wanita akan lebih susah untuk mencari kerja ketika telah menikah dan bahkan lebih susah lagi ketika telah memiliki anak.
Pada saat itu logika teman saya terbantahkan dengan keegoisan saya sebagai seorang laki-laki dan juga disebabkan lingkungan keluarga yang memang berasal dari lingkungan pekerja. Budaya kita mengajarkan bahwa laki-laki lah yang harus mencari nafkah dan menjadi tulang punggung keluarga dan cara satu-satunya adalah bekerja kepada orang. Pada saat itu tidak terpikirkan oleh saya bahwa menjadi entrepreneurship juga memiliki harapan yang lebih besar untuk itu sehingga akhirnya saya memutuskan bahwa calon istri saya yang keluar dan saya tetap bekerja walaupun sebenarnya selain bekerja saya telah memiliki income tambahan melalui usaha counter pulsa hanya saya masih ragu apakah counter pulsa ini bisa mencukupi kebutuhan saya setelah memiliki keluarga karena bayangan saya setelah berkeluarga maka biaya kebutuhanpun akan meningkat.
Ujian kedua terjadi pada tahun 2009, ketika itu usaha saya telah berkembang pesat karena saya telah memiliki beberapa counter pulsa dan juga telah memiliki server pulsa dimana usaha saya telah lebih maju dan naik kelas dari semula hanya sebagai pengecer saja telah berkembang menjadi grosir pulsa.
Pilihan itu terjadi di tahun 2009 ketika saya dihadapkan pada pilihan untuk harus memilih antara menjadi pengusaha atau tetap menjadi karyawan yang tadinya saya berharap kedua-duanya bisa saya jalani. Kantor tempat saya bekerja menuntut saya untuk mutasi pindah ke kota lain untuk ekspansi menggarap pasar di kota lain kebetulan saya bekerja sebagai seorang Marketing. Saya menolak mutasi tersebut karena saya menyayangkan usaha saya pasti akan mati jika saya pindah ke kota lain. Akhirnya karena penolakan saya tersebut saya di rotasi dari semula marketing dipindahkan ke bagian administrasi.
Nah pada saat inilah saya berketetapan hati untuk keluar kerja karena di administrasi saya merasa tidak happy dan tidak sesuai dengan jiwa saya yang senang traveling, keadaan ini saya merasa seperti seekor burung yang dikurung dalam sangkar tidak bisa bebas dan tidak bisa bertemu dengan banyak orang.

Keinginan saya ini ternyata didukung istri saya 100% sehingga akhirnya saya memutuskan untuk keluar kerja hingga saat ini usaha saya telah berkembang menjadi sebuah perusahaan perseroan terbatas, tetapi saya masih memiliki cita-cita untuk membuat perusahaan saya menjadi perusahaan konglomerasi amin.
Hal yang harus diperhatikan :
1.       Bekerjalah sesuai kata hati dan jiwamu karena jika kamu senang melaksanakannya maka kesuksesan ada di depanmu.
2.       Jangan pernah berhitung terhadap Rizky dari Allah SWT, karena sesungguhnya Allah tidak akan membuat hambanya sengsara ketika harus memilih menjadi pengusaha.
3.       Menjadi pekerja bukanlah sesuatu yang pasti karena yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian, sehingga siapkanlah kawan ketika menghadapi perubahan dan percayalah hijrah menjanjikan kita kehidupan yang lebih baik.
4.       Status karyawan perusahaan besar sekalipun bukan sesuatu yang patut dibanggakan tetapi ketika kita memiliki pegawai yang bergantung pada kita itulah sesuatu yang patut dibanggakan karena ini adalah salah satu bentuk kita sodaqoh kepada orang lain.
5.       Pastikan orang tercinta yang terdekat denganMu yaitu Istri ataupun suamimu mendukungmu 100% karena hanya karena merekalah anda bisa sukses menjadi seorang entrepreneurship.
Selamat mencoba kawan jadilah golongan 0,18% penduduk Indonesia jangan menjadi kebalikannya, karena dengan entrepreneurship Negara dan Bangsa ini akan menjadi lebih maju .

0 komentar:

Posting Komentar